Kefamenanu – Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Muda Banain C di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) terus menunjukkan komitmen dalam mengembangkan tanaman hortikultura sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejak terbentuk pada tahun 2013, kelompok ini konsisten menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Pantauan di lokasi memperlihatkan berbagai jenis tanaman hortikultura tumbuh subur di lahan kelompok tersebut. Jenis sayuran yang dibudidayakan antara lain sayur mangkok, sawi putih, terong, tomat, kangkung, dan alfase. Semua hasil panen itu siap dipasarkan ke masyarakat sekitar.
Ketua KWT Tunas Muda Banain C, Lince Sapan, menjelaskan bahwa sejak awal kelompok mereka bekerja secara bergotong royong dan mandiri dalam mengelola lahan pertanian.
“Sejak awal kami menanam hortikultura secara bergotong royong. Hasil penjualan kami simpan di kas kelompok untuk mendukung kegiatan selanjutnya,” ungkap Lince saat ditemui di lokasi kegiatan, Selasa (7/10/2025).
Meski telah berjalan lebih dari satu dekade, Lince mengakui bahwa kelompoknya masih mengelola lahan secara manual tanpa bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan). Karena itu, pihaknya berharap pemerintah daerah, melalui Dinas Pertanian Kabupaten TTU, dapat membantu penyediaan alsintan agar kelompok mampu memperluas lahan dan meningkatkan produktivitas.
Selain itu, Lince juga berharap adanya pendampingan berkelanjutan serta bantuan bibit hortikultura dari pemerintah daerah agar kegiatan pertanian mereka dapat terus berkembang dan menopang ekonomi keluarga para anggota kelompok.
“Kami berharap supaya Dinas Pertanian tetap mendukung kami dengan bibit dan pendampingan. Jika bisa, kami juga mohon bantuan kultivator dan mesin pompa air agar pekerjaan kami lebih ringan dan hasilnya lebih maksimal,” ujarnya.
Upaya dan semangat KWT Tunas Muda Banain C ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kelompok tani lainnya di TTU untuk terus berinovasi dalam mengembangkan sektor pertanian, terutama di bidang hortikultura, guna mendukung ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat pedesaan.
Komentar