Pemerataan Jaringan Telekomunikasi di Kota Kefamenanu Masih Menjadi Timpang 

Berita, Daerah975 Dilihat

Kefamenanu – Akses jaringan telekomunikasi di Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), masih belum merata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Pendataan Potensi Desa (Podes) 2021, terdapat ketimpangan dalam jumlah menara telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) di beberapa desa dan kelurahan.

Wilayah Kefamenanu Tengah saat ini memiliki tiga BTS, sementara Bansone dan Benpasi masing-masing memiliki dua. Adapun Kefamenanu Selatan, Tubuhue, Sasi, Aplasi, dan Kefamenanu Utara hanya memiliki satu BTS. Sementara itu, Desa Maubeli belum memiliki BTS sama sekali, sehingga masyarakat setempat harus pergi ke daerah lain untuk mendapatkan sinyal.

Menanggapi kondisi ini, Bupati TTU, Yoseph Falentinus Delasale Kebo, menegaskan pentingnya pemerataan infrastruktur telekomunikasi sebagai bagian dari upaya pembangunan daerah yang berkelanjutan.

“Jaringan telekomunikasi yang merata merupakan kunci utama bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan mutu pendidikan, serta pelayanan publik yang lebih baik. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada desa yang tertinggal dalam akses informasi dan teknologi,” ujarnya.

Keterbatasan infrastruktur telekomunikasi ini berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, terutama di Desa Maubeli. Salah satu warga, Nadus Kolo, mengungkapkan tantangan yang dihadapi sehari-hari akibat sulitnya akses jaringan.

“Sinyal di sini sangat terbatas. Jika ingin berkomunikasi atau mengakses internet, kami harus pergi ke desa lain. Ini tentu menyulitkan anak-anak sekolah dalam belajar, serta para petani yang ingin mendapatkan informasi terkait harga pasar,” katanya.

Upaya untuk mengatasi permasalahan ini terus diupayakan, namun masih menemui kendala. Hingga saat ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika TTU belum memberikan tanggapan terkait rencana pengajuan pembangunan menara jaringan di wilayah-wilayah yang masih mengalami keterbatasan akses.

Masyarakat berharap agar pembangunan infrastruktur telekomunikasi dapat segera direalisasikan sehingga mereka tidak lagi merasa terisolasi dari perkembangan zaman. “Kami sangat berharap ada perubahan di desa kami. Akses telekomunikasi yang lebih baik akan sangat membantu kehidupan kami sehari-hari,” pungkas Nadus.